Sepatu dan proses pembuatan sepatu



PROSES PEMBUATAN SEPATU PRIA
A. PERSIAPAN
a. Bahan-bahan :
Ø Kulit
Ø Sol luar
Ø Texon
Ø Spon ati
Ø Vinil
Ø Paper tape
Ø Benang jahit
Ø Kain lapis
Ø Amplas
Ø Kertas manila/karton
Ø Lem sintetis/fox
b. Alat-alat :
Ø Acuan
Ø Palu
Ø Catoet/tang
Ø Pisau seset
Ø Paku
Ø Uncek
Ø Pisau cutter
Ø Tinta perak
Ø Pensil
Ø Mesin amplas
Ø Kaki tiga
Ø Gunting
Secara umum sebenarnya proses pembuatan sepatu pria dibagi menjadi dua bagian antara lain sebagai berikut :
v Pembuatan bagian atasan (Upper)
v Pembuatan bagian bawahan (Bottom)
B. PROSES PEMBUATAN ATASAN (UPPER)
1. Desain
Pengertian desain ialah bentuk karya seseorang hasil curahan kemampuan intelaektualnya, yang terwujud tidak hanya dalam bentuk karya diatas kertas saja melainkan sudah terbentuk dalam wujud nyata suatu benda yang memiliki nilai manfaat bagi kehidupan manusia. Wujud manfaat tersebut terutama yang menyangkut hasil desain industri dapat dirasakan setelah mengalami proses tahapan produksi baik melalui pekerjaan tangan, ataupun secara industri rumah tangga dan proses fabrikasimasinal, semua itu dilakukan oleh pelakunya dengan tujuan mendapatkan nilai tambah ekonomi ( Djumhana, 1991:1 )
Desain yang terpilih seperti berikut ini :
Derby shoes

Gambar desain yang terpilih
2. Pembuatan pola
Pembuatan pola terbagi menjadi :
a. Pola jadi/pecah pola
Pola ini merupakan awal dari atasan sepatu, setelah pola ini jadi kemudian diberi tanda marking yang berfungsi untuk tanda jahitan/bagian kulit yang ditumpangi.


Gambar pecah pola.
3. Pemolaan dan pemotongan
Pola-pola yang sudah dibuat dengan benar, lalu dipindahkan diatas selembar kulit dengan menggunakan tinta perak kemudian dipotong dengan menggunakan cutter. Dan harus diperhatikan tentang bahan yang dikasih kelebihan pada komponen yang akan ditumpangi dan dilipat.
4. Penyesetan (skiving)
Bahan-bahan kulit yang sudah dipotong tadi kemudian diseset dengan menggunakan mesin seset/ pisau seset.
Contoh sesetan model folded edge yaitu sesetan yang dibuat tipis tetapi bila dilipat akan mendapat ketebalan yang sama dengan tebal kulit.


Gambar sesetan folded edge dan hasil lipatannya.

5. Pelipatan (folding)
Bahan-bahan upper yang sudah diseset kemudian dilipat menggunakan lem (secara manual), Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat kita melipat antara lain sbb:
1) Lem harus diulas dengan rata.
2) Biarkan lem beberapa saat, kemudian dilipat.
3) Bila melipat lebih baik menggunakan pola agar sesuai dengan polanya.
4) Bila melipat pada bagian cembung sebaiknya menggunakan “uncek” Untuk bagian cekung gunakanlah gunting atau pisau seset untuk membuat potongan-potongan bantuan, potongan tidak boleh melebihi ½ lipatan.


Gambar melipat cekung dan cembung
6. Penjahitan (stitching)
Setelah kulit/komponen yang dilipat telah selesai, kemudian disusun seperti bentuk pola jadi tapi sebelumnya bagian tumpangan dan yang menumpang perlu diberi lem karet/kuning untuk membantu dalam proses penyusunan, setelah itu kulit dijahit kecuali bagian ujung dan belakang.
Dalam menjahit perlu diperhatikan :
v Jarak jahitan dengan tepi kulit lebih kurang 1.5mm.
v Jahitan harus kuat dan tidak ada jahitan yang meloncat.
v Jarak jahitan tiap 1cm, 5cm langkah/tusukan.
7. Merakit kulit dengan lapis
Lapis tersebut dipotong sesuai dengan bentuk polanya, setelah dipotong kemudian lapis terserbut ditempelkan/dipasangkan pada bagian dalam kulit dengan menggunakan lem, setelah dilem kemudian dijahit kembali antara lapis dengan kulit (shoe upper).
8. Penyelesaian (finishing)
Ø Membersihkan sisa-sisa lem yang menempel pada bagian upper dengan menggunakan karet kraft.
Ø Membersihkan sisa-sisa benang.
Ø Mentresing lapis dengan gunting.
C. PROSES PEMBUATAN BAWAHAN (BOTTOM)
Rangkaian pekerjaan
a. Pembuatan pola insole
Siapkan
Sol cetak, kertas manila, tinta/pensil, gunting,cutter
Caranya : Ambil dan copy sol cetak dengan menggambar bagian atas sol cetak tersebut pada kertas manila, kemudian gunting, kurangi sekelilingnya kurang lebih 2mm.

Gambar sol cetak
b. Pemotongan texon dan spon ati
Siapkan :
Texon, spon ati, pensil, gunting, pola insole
Caranya : Potong texon dan spon ati sesuai dengan pola insole yang telah kita buat, kemudian lekatkan keduanya dengan lem sintetis.
c. Penempelan insole pada acuan
Siapkan :
Acuan, insole yang telah terbungkus, paper tape/dipaku.
Caranya : Tempelkan insole pada telapak acuan dengan memberi paper tape/dipaku pada ujung depan dan belakang sehingga acuan dan insole menyatu.


Gambar pemempelan insole pada acuan.
d. Pengopenan (Lasting) dengan mesin
Siapkan alat catoet/tang, palu, paku, lem dan acuan yang telah diberi insole. Sebelum melasting upper tersebut dilem pada bagian tepinya secara merata dan pada bagian tepi bawah insole juga dilem secara merata dan upper tersebut sudah dipasang kain pengeras, kemudian upper tersebut pada bagian ujung dan belakang dibentuk dulu dengan menggunakan mesin back part dan toe part dengan cara dipanaskan dan didinginkan, setelah dibentuk baru dilasting dengan cara upper tersebut ditempelkan pada acuan sesuai dengan bentuk acuannya, setelah dipasang secara sempurna baru upper tersebut dilasting pada ujung upper dan pada bagian belakang, Sebelum melasting pada bagian belakang upper terlebih dahulu diturunkan 12mm yaitu pada bagian belakang upper. Langkah selanjutnya yaitu upper tersebut dijepitkan pada mesin lasting, setelah sesuai baru mulai melasting bagian upper tersebut dengan cara menginjak bagian bawah mesin lasting dan tangan memegang bagian tepi upper dan dengan sendirinya mesin itu akan melasting sendiri. Setelah dilasting dengan mesin kemudian dipukul-pukul dengan menggunakan palu dan pada bagian ujung dan belakang sambil dipaku. Dengan menggunakan paku lasting. Setelah kering baru paku tersebut dilepas dengan menggunkan catoet.
e. Pengkasaran
Siapkan atasan yang telah teropen, dikasarkan dengan gerendra/mesin buffing bagian lasting allowancenya. Lakukan secara merata. Selain pada atasan pengasaran juga dilakukan pada sol cetak dibagian dalamya.

Gbr. Area pengasaran.

Gbr. Area pengasaran pada bagian dalam sol luar.
f. Pemasangan Sol Luar
Setelah dilakukan pengasaran sol cetak kemudian diolesi lem PC, tunggu hingga kering selanjutnya diberi lem fox/sintetis sampai rata, hal itu dilakukan juga pada atasan (bagian sebelah bawah insole), tunggu sampai kedua bagian yang dilem tadi agak kering, lalu direkatkan dengan pelan mulai dari ujung depan dan belakang diteruskan kebagian tengah dan keseluruhan. Selanjutnya dipukul secara pelan-pelan sampai rata rekatannya/dengan dipres dengan mesin.

Gbr. Perakitan shoe upper dengan sol luar
g. Finishing
Proses ini merupakan proses terakhir dari pembuatan alas kaki/sepatu, guna mendapat hasil yang maksimal antara lain sbb :
Penghilangan sisa lem yang menempel dengan menggunakan karet kraft
v Pasang no, dan label sepatu
v Penyemiran.
Derby Shoes.

Gambar bentuk jadi alas kaki/sepatu pria.



BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Syukur alhamdulillah kami ucapkan kepada Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan teknik pembuatan sepatu pria didalam melakukan kegiatan pratikum.
B. Saran-saran
Setelah membuat laporan teknik pembuatan sepatu pria diharapkan para mahasiswa dapat mengerti tentang isi laporan ini.
Demikian yang dapat kami simpulkan dan kami sarankan semoga kegitan pratikum ini dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kami, Amien.

Sabtu, 13 Maret 2010 di 02.24

0 Comments to "Sepatu dan proses pembuatan sepatu"